Alkil Halida
Senyawa
alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang
satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
Sifat
fisika Alkil Halida :
- Mempunyai titik lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan
jumlah unsur C yang sama.
- Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
- Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
Struktur Alkil Halida : R-X
Keterangan
:
R =
senyawa hidrokarbon
X =
Br (bromo), Cl (kloro) dan I (Iodo)
Berdasarkan
letak alkil dalam hidrokarbon di bagi menjadi :
- Alkil
halida primer, bila diikat atom C primer
- Alkil
halida sekunder, bila diikat atom C sekunder
- Alkil
halida tersier, bila diikat atom C tersier
CH3-CH2-CH2-CH2-Cl
(CH3)2CH-Br
(CH3)3C-Br
Primer
sekunder
tersier
Pembuatan Alkil Halida
- Dari
alkohol
- Halogenasi
- Adisi
hidrogen halida dari alkena
- Adisi
halogen dari alkena dan alkuna"
Penggunaan Alkil Halida :
- Kloroform (CHCl3) :
pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol
coklat, diisi sampai penuh).
- Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) :
pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene).
- Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22
= CHCl2F) : pendingin
lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik,
insektisida, dsb.
Alkil halida paling
banyak ditemui sebagai zat antara dalam sintesis. Mereka dengan mudah diubah ke
dalam berbagai jenis senyawa lain, dan dapat diperoleh melalui banyak cara.
Reaksi alkil halida yang banyak itu dapat dikelompokkan dalam dua kelompok,
yaitu reaksi substitusi dan reaksi eliminasi. Dalam reaksi substitusi, halogen
(X) diganti dengan beberapa gugus lain (z).
Reaksi eliminasi melibatkan pelepasan HX, dan hasilnya adalah suatu allena.
Banyak sekali modifikasi terhadap reaksi ini, tergantung pada pereaksi yang
digunakan.
Substitusi Nukleofilik
Suatu nukleofil (Z) menyerang alkil halida pada atom karbon
hibrida-sp3 yang mengikat halogen (X), menyebabkan terusirnya halogen oleh
nukleofil. Halogen yang
terusir disebut gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasangan
elektron yang tadinya sebagai elektron ikatan. Ada dua persamaan umum
yang dapat dituliskan:
Contoh masing-masing reaksi
adalah:
Mekanisme
Substitusi Nukleofilik
Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi
nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 adanya SN1. Bagian SN menunjukkan
substitusi nukleofilik,
sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan kemudian.
1. Mekanisme SN2
Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C—X. Pada keadaan transisi,
nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi.
Pada saat
gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan electron, nukleofil memberikan
pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon.
Notasi 2
menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat terlibat
dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi.
2. Mekanisme SN1
Mekanisme SN1 adalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan antara karbon dengan gugus pergi putus
Gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan electron, dan terbentuklah ion
karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung
dengan nukleofil membentuk produk.
Pada mekanisme SN1 substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan
sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu
substrat. Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
terimakasih atas artikel yang sangat bermanfaat ini.
BalasHapusTerimakasih atas artikel nya sangat membantu, disini saya ingin sedikit bertanya.Mengapa pada reaksi SN2 hanya terjadi pada alkil halida primer dan sekunder saja? Mohon penjelasan nya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusApa yang membedakan reaksi SN1 dan SN2? mohon penjelasannya secara detail. terimakasih
BalasHapus